Fungsi dasar jarum
- Untuk menciptakan lubang pada kain agar benang dapat masuk.
- Untuk membawa benang masuk melalui kain dan membentuk simpul agar dapat dikait oleh mekanisme pengait atau looper.
- Untuk memasukkan benang ke dalam simpul yang dibentuk oleh mekanisme looper pada mesin selain setikan kunci.
Bagian-Bagian Jarum: Ciri-ciri Fisik
Jarum memiliki berbagai bagian dengan fungsi-fungsi yang berbeda pada saat proses menjahit seperti yang tercantum berikut ini:
- Bagian Pangkal
Bagian pangkal yang berfungsi sebagai tempat untuk memasukkan jarum ke rumah jarum / penjepit jarum - Bagian Atas
Bagian jarum yang lebih tebal yang dijepit oleh penjepit jarum atau sekrup jarum. Bagian ini menopang seluruh bagian jarum sebagai kekuatan tambahan - Bahu
Bagian tengah antara shank dan bagian tajam jarum - Bagian Runcing Jarum
Bagian jarum yang memanjang dari bagian atas jarum hingga ke mata jarum. Bagian ini terkena gesekan yang paling banyak dan menjadi memanas saat menembus kain - Alur jarum yang panjang
Bagian ini berada pada satu sisi bagian jarum yang runcing untuk menunjang kelancaran proses penarikan benang dan menjadi bagian pelindung pada saat benang tertarik ke bawah menembus kain pada saat proses pembentukan formasi jahit - Alur jarum yang pendek
Bagian ini berada pada sisi lain dari alur jarum yang panjang, menghadap ke shuttle, pengait, atau looper dan membantu proses pembentukan simpul pada benang - Mata jarum
Mata jarum terletak di bagian paling bawah dari bagian jarum yang runcing. Benang dimasukkan melalui bagian ini - Bagian Cekung
Bagian ini merupakan jarak potong pada bagian jarum yang runcing tepat di atas bagian mata jarum yang membantu memperkecil jarak setelan shuttle, pengait, atau looper dengan jarum - Ujung jarum
Ujung jarum memiliki bentuk khusus agar mudah masuk ke kain yang sedang dijahit sesuai dengan sifat setiap kain dan efek jahitan yang diinginkan - Titik Ujung Jarum
Bentuk titik ujung jarum jarum yang begitu khusus dikombinasikan dengan ujung jarum menjadi faktor utama dalam penetrasi jarum ke kain - Bagian-bagian lain
Kebanyakan jarum dibuat dengan berbagai bagian ini namun juga terdapat sejumlah pengecualian. Beberapa jarum dibuat untuk proses penjahitan tertentu atau memang dirancang khusus untuk mesin jahit tertentu
Identifikasi Jarum
Sebuah jarum mesin jahit diidentifikasikan dengan tiga parameter berikut ini:
- Sistem
- Ujung Jarum
- Ukuran
Sistem
Sistem jarum menentukan dimensi sebuah jarum agar sesuai dengan jenis mesin jahit. Tergantung pada jenis mesin dan jahitannya, sebuah jarum dirancang dengan berbagai variasi panjang bagian jarum yang runcing, ketebalan bagian atas jarum, jenis mata jarum dan lain-lain. Disarankan untuk memeriksa kecocokan sistem jarum terhadap mesin jahit dengan pabrik pembuat mesin jahitnya.
Ujung Jarum
Ujung jarum secara umum dikelompokkan menjadi dua jenis:
- Ujung bundar, set atau cloth
- Ujung Cutting atau kulit
Jarum Ujung Bundar
Diperkirakan terdapat sekitar 20 jenis ujung jarum yang berbeda di luar enam jenis jarum yang umum digunakan.
Jarum Ujung Bundar – Aplikasi:
- Jarum Ujung Slim Set dianggap sebagai jarum ujung bundar acute (SPI)
Jarum dengan ujung seperti ini digunakan untuk kain tenun yang padat sebab ujung jarum ini menyebabkan sedikit kerusakan, meluruskan jahitan dan meminimalkan kerutan jahitan.
Biasa digunakan pada microfibre dan kain tenun yang padat, kain-kain dengan lapisan khusus, setikan tindas atas pada kerah dan ujung lengan pada kemeja. - Jarum Ujung Set Cloth juga dianggap sebagai jarum ujung bundar normal (R)
Jarum dengan ujung seperti ini digunakan untuk kain biasa dengan jahitan standar karena jarum ini akan mendorong benang kain ke bagian samping. - Jarum Ujung Light Ball (SES)
Jarum dengan ujung seperti ini digunakan untuk menjahit kain rajut yang ringan. Kadang kala juga digunakan untuk bahan denim yang halus dan ringan, kain tenun yang padat untuk menghindari kerusakan bahan. - Jarum Ujung Medium Ball (SUK)
Jarum dengan ujung seperti ini digunakan untuk menjahit kain rajut medium. Jarum ini juga digunakan untuk bahan denim kasar hingga medium, khususnya kain tingkat sand-washed dan stonewashed . - Jarum Ujung Heavy Ball (SKF)
Jarum dengan ujung seperti ini digunakan untuk pakaian rajut yang kasar dan untuk menjahit kain tenun elastis yang padat (tidak akan merusak benang elastisnya). - Special ball point (SKL)
Digunakan untuk bahan kain elastis yang medium hingga kasar dengan benang berlapis elastomerik dan pakaian rajut yang sangat kasar.
Jarum Ujung Cutting
Jarum ujung cutting memiliki bagian ujung yang tajam seperti pada bagian jarum yang runcing. Bagian ujung ini memiliki beragam jenis bentuk cross-sectional seperti misalnya lensa, bundar, segitiga dan kotak. Jarum dengan ujung seperti ini dapat digunakan saat menjahit bahan bukan kain yang padat. Jarum ini menusuk bahan dengan lebih tajam daripada jarum jenis ujung bundar sehingga menghasilkan sedikit panas pada jarum. Terdapat sekitar 11 jenis jarum ujung cutting yang umum digunakan.
Sekilas Tentang Jarum Ujung Cutting
Cutting points spear Cutting point wedges
Ukuran / Ketebalan Jarum
Ukuran jarum pada umumnya ditunjukkan dengan satu atau dua cara (meskipun ada cara lain juga). Cara pertama adalah dengan menggunakan nomor metrik (Nm). Nomor ini melambangkan diameter bagian runcing jarum dalam hitungan milimeter yang diukur tepat dari atas bagian cekung namun tidak termasuk bagian runcing jarum. Sebagai contohnya, jarum Nm 110 adalah jarum yang berdiameter 1,1 millimeter, sedangkan jarum Nm 50 memiliki ukuran diameter setengah millimeter.
Ketebalan bagian runcing jarum di sisi kanan adalah 1, 1 mm seperti yang ditunjukkan oleh nomor 110 dalam cara Nm.
Cara penomoran ukuran jarum standar lainnya adalah sistem penomoran Singer/Asia yang kadang kala dianggap sebagai sistem Amerika yang menggunakan nomor untuk menunjukkan ukuran.
Di bawah ini adalah perbandingan Nm dan Singer dengan sejumlah referensi ukuran yang lain.
Perbandingan Jarum dengan Ukuran Sama
Singer | Metric (Nm) | Union Special | Lewis | Merrow | W&G New No. | 459R | 292 Bonis |
3 | 35 | - | - | - | - | 22 | - |
4 | 40 | - | - | - | - | 21 | 22 |
5 | 45 | - | - | - | - | 20 | 21 |
6 | 50 | - | - | - | - | 19 | 20 |
7 | 55 | 22 | - | 0 | 22 | 18 | 18 |
8 | 60 | - | 2 | 0 | 24 | 17 | 16 |
9 | 65 | 25 | - | 0 | 25 | 16 | 14 |
10 | 70 | 27 | 2.5 | 1 | 27 | 15 | 13 |
11 | 75 | 029/030 | - | - | 30 | 14 | 12 |
12 | 80 | 32 | 3 | 2 | 32 | 13 | 11 |
13 | 85 | 34 | - | - | - | - | 10 |
14 | 90 | 36 | 3.5 | 3 | 36 | 12 | 9 |
15 | 95 | 38 | - | - | - | - | - |
16 | 100 | 40 | 4 | 4 | 40 | 11 | 7 |
17 | 105 | 42 | - | - | - | - | - |
18 | 110 | 44 | 4.5 | 5 | 44 | 10 | 6 |
19 | 120 | 047/048 | 5 | 6 | 48 | 9 | 4 |
20 | 125 | 49 | - | - | 49 | - | - |
21 | 130 | - | - | 7 | 52 | 8 | 3 |
22 | 140 | 54 | 5.5 | - | - | 7 | 2 |
22.5 | 150 | 60 | 6 | 8 | - | 6 | 1 |
23 | 160 | - | - | - | - | - | 0 |
23.5 | 170 | 67 | - | 9 | - | - | - |
24 | 180 | 78 | 7 | - | - | - | - |
25 | 200 | 079/080 | - | 10 | - | - | - |
26 | 230 | 90 | - | - | - | - | - |
27 | 250 | 100 | - | - | - | - | - |
28 | 280 | 110 | - | - | - | - | - |
29 | 300 | 120 | - | - | - | - | - |
30 | 330 | - | - | - | - | - | - |
31 | 350 | 140 | - | - | - | - | - |
32 | 380 | - | - | - | - | - | - |
32.5 | 400 | 156 | - | - | - | - | - |
Menentukan jarum yang tepat untuk kain
Berikut ini adalah cara cepat dalam menentukan apakah benang dan jarum mesin jahit cocok atau tidak:
- Potong setengah meter benang yang digunakan pada mesin dan masukkan ke dalam mata jarum yang belum dikencangkan.
- Pegang benang secara tegak lurus dengan jarum pada bagian atasnya.
- Jika jarumnya terlalu besar, jarum akan jatuh ke bagian bawah benang
- Jika jarumnya terlalu kecil, jarum akan tetap berada di bagian atas benang
- Jika jarumnya cocok, jarum akan berputar jatuh perlahan ke bagian bawah benang
Terlepas dari cara di atas, jarum yang berukuran lebih besar daripada ukuran normal harus digunakan agar dapat menusuk kain yang lebih tebal atau untuk menjahit tindas jahitan yang menonjol atau tebal.
Masalah-masalah umum dan solusinya
Jarum mesin jahit bisa patah pada saat proses menjahit dan beberapa penyebab patah tersebut ada di bawah ini, beserta solusinya:
Penyebab | Solusi |
Penggunaan jarum berkualitas buruk | Gunakan jarum bermerek yang berkualitas baik |
Tarik kain pada saat menjahit | Hal ini dapat memberi tekanan pada jarum dan membuat jarum bengkok; berhati-hatilah saat menjahit agar kain tidak tertarik |
Jarum tidak menusuk kain dengan baik | Periksa cara pasang jarum Anda dan pastikan bahwa jarum telah dipasang dengan benar pada mesin |
Jarumnya terlalu halus untuk jenis kain tersebut | Gunakan jarum berukuran tebal untuk menjahit kain yang lebih berat seperti denim |
Sepatu jahit longgar | Hal ini akan menyebabkan jarum menabrak sepatu jahit dan menjadi bengkok. Gunakan obeng untuk mengencangkan sepatu jahit |
Daftar Periksa Jarum
Memasang jarum baru
- Pastikan bahwa jarumnya sesuai dengan mesin jahitnya
- Pastikan bahwa ukuran / mata jarum sesuai dengan ukuran benang yang digunakan
- Pastikan bahwa jarum terpasang pada rumah jarum dengan kencang
- Pastikan bahwa sudut jarumnya benar
- Sesudah memasang jarum ke mesin, putar roda tangan mesin secara manual untuk memastikan bahwa jarum tidak mengenai bagian-bagian lain
Memeriksa Jarum yang sudah terpasang dalam Mesin
- Apakah jarum telah dipasang dengan benar?
- Apakah jarum mengenai bagian-bagian mesin lainnya?
- Apakah jarum bengkok?
- Apakah mata jarum kasar atau terhalang sisa serat kain meleleh saat proses menjahit?
- Apakah bagian ujung jarumnya rusak?
- Jika ragu segera ganti jarum!
No comments:
Post a Comment